Selasa, 10 Juni 2025

Sepanci Sop Daging



Selasa | 18 Juni 2024

12:46

Ibu Kost baru membalas pesan yang kukirim Senin. Sebuah pesan berisi pemberitahuan bahwa aku sudah transfer ke rekening pribadinya uang bayar kost bulan Juni. Sekalian aku mengucapkan, "Selamat Iduladha". Balasannya sudah beda hari. Kumaklumi, Ibu Kost, yang usianya seumuran adikku, bukanlah Ibu Kost biasa. 
 
Tak cukup berpenghasilan dari jalur kerja kantoran, Ibu Kost punya usaha sampingan yang dijalankan di rumah. Kesibukannya masih ditambah dengan kewajiban sebagai istri, ibu dua anak perempuan yang masih kecil-kecil juga menantu. Kebayanglah kegiatan dia seabrek-abrek. 

Pesanku dibalas dengan ucapan terima kasih. Kubalas lagi ucapan terima kasihnya, sebagai tanda aku merespons pesannya. Respons dari seorang manusia, yang tidak sekadar nge-read atau ngasih emoticon, tapi ada kalimat meskipun tidak panjang juga lebar.

Pesan balasan Ibu Kost tidak selesai dengan ucapan terima kasih. Ibu Kost menanyakan keberadaanku, apakah aku mudik atau ada di kost-an? Kujawab, aku nggak mudik (saat ini sedang moment Iduladha dan cuti bersama Iduladha). Ibu Kost menyambung pesannya kemudian dengan bertanya kapan aku ada di kost-an? Segera kujawab kalau di saat dia mengetik pesan itu, aku ada di kost-an, tepatnya ada di dalam kamar.

Jujur, saat Ibu Kost-nya nanya "aku mudik atau nggak?" bikin alarm insekyurku otomatis meraung-raung. Aku jadi ingin kejelasan sesegera mungkin. Ada rasa khawatir yang sulit dijelaskan. Ternyata Ibu Kost mau ngasih sop. Hatiku tenang. Dengan hati tenang, feeling-ku mulai "bekerja". Feeling-ku mengatakan sop-nya jangan-jangan sop daging kurban. Siapa tahu ibunya tahun ini kurban sapi atau dapat jatah daging kurban yang banyak. Jadinya dia mau berbagi dengan anak-anak kost-nya.
 
Masih lewat chat WA, Ibu Kost bilang kalau ntar sop-nya dibawain ke atas (area kost-an maksudnya) sama Mbak Menuk. Mbak Menuk adalah asisten rumah tangga Ibu Kost. Mbak Menuk pula yang sehari-hari bantuin bersih-bersih area kost-an termasuk partner nggrundhel-ku berkeluh kesal soal kelakuan Si Epin yang ampun-ampunan.
 
Aku nggak tahu kapan tepatnya Mbak Menuk antar sopnya ke area kost-an. Tahu-tahu, pas aku keluar kamar, di pantry kost-an udah ada panci nangkring di atas tungku kompor. Aku samperin trus buka tutupnya. Benar, ini sop yang dibilang Ibu Kost. Keyakinanku bulat, karena pancinya bukan panci yang biasa dipakai masak sama anak kost. 
 
Mumpung sop masih hangat, aku bergegas balik kamar lalu ambil mangkok dan sendok pribadiku. Zuzur, sejak jadi anak kost, aku sudah lama nggak makan masakan rumahan sop daging. Menu sop kudapat dari beli sop di warteg. Selain sop warteg, aku makan sop daging di sebuah warung makan di Semarang.
 
Begitu tutup panci dibuka, hmmmm... aroma kaldu dan aneka rempah menguar liar seketika; menggelitik hidung membangkitkan nafsu makan. Terbayang sudah kelezatan sop daging ala rumahan. Isian sopnya daging sapi yang tebal, kacang merah, kentang, daun bawang diiris agak tebal, dan wortel. Sopnya tipikal sop daging kacang merah yang nggak kebanyakan "penduduk". 
 
Kuciduk sop perlahan. Secukupnya lebih dulu, karena masih ada tiga orang tetangga kost yang belum ambil jatah masing-masing. Kemudian, kubawa sop di mangkok ke dalam kamar. Betapa baiknya ibu kost-ku. Tahu aja kalo anak kost-nya jarang makan sop daging terutama sop bikinan rumah.
 
Saking endulnya, aku sampai nambah. Aku berani nambah, karena Ibu Kost ngasih sepanci penuh. Andaikan seluruh penghuni kost-an pada doyan trus sop-nya dihabisin, masing-masing bakalan bisa nambah, kok. Mau dimakan bareng nasi atau digado, bisa banget nambah. Kan anak kost-nya cuman empat biji.  
 
Lantaran asyik di dalam kamar, aku nggak memperhatikan apakah tetangga kost sudah ambil sop atau belum. Sebelum tidur, aku menyempatkan diri nengok si sop yang masih stand-by di atas kompor. Aku panasin sopnya biar keesokan pagi bisa jadi sarapan atau bekal berangkat kerja anak-anak kost. Pikirku seperti itu. 
 
Kost-an sudah sepi ketika kenop kompor kumatikan. Sop sudah kembali hangat. Isinya terlihat berkurang, tapi tidak banyak. Sebelum meninggalkan sop, aku pastikan tutupnya sudah rapat. 
 
Keesokan pagi, aku mendapati panci sop hilang. Aneh, batinku. Apakah ada yang bawa masuk kamar? Masak sih, sepanci sop segitu banyak dinikmati sendirian; nggak bagi-bagi sama temannya? Pertanyaan demi pertanyaan timbul, termasuk pikiran jelek ikut campur. Aku nggak enak hati mau nanya ke masing-masing penghuni kost-an.  
 
Ke mana sop lengkap dengan pancinya itu? Kapan pindah tempat? Enak banget ambil sop setelah dipanasin... Aku penasaran banget pengin tahu ke mana perginya sepanci sop daging itu? Nggak mungkin, kan, pancinya jalan sendiri. 
 
Sore, 19 Juni 2024, aku turun (kamar kost-ku ada di lantai 2) ambil makanan di Kang Ojol. Sambil menjemput makanan, aku cari tahu ke mana perginya panci sop. Aku berpikir, siapa tahu panci sopnya dimasukkan ke kulkas sama Ibu Kost barengan dia matiin lampu di pagi hari. 
 
Iseng-lah aku ngintip daleman kulkas (kulkas-nya masih yang lama. Beberapa bulan kemudian, Ibu Kost mengganti kulkas dengan yang baru gress dari toko, karena kulkas lama berkali-kali rusak).
 
NGGAK ADA! 
 
Kulkas hanya dihuni harta karunnya Si Epin, tetangga kost yang punya kebiasaan menimbun rupa-rupa makanan di dalam kulkas.
 
Wah, jangan-jangan diambil balik sama ibu kost-nya. Disangkanya sop-nya kebanyakan trus daripada basi percuma, dibawa ke rumah ibu kostnya. Ya, sebetulnya nggak pa-pa, sih. Lebih baik habis dimakan daripada terbuang sia-sia. 
 
Hingga hari berganti berhari-hari, aku nggak kunjung menemukan jawaban pertanyaanku. Grup WA kost-an pun sepi, nggak ada bahasan soal sop.
 
Tapi asli sih, hingga tulisan ini rampung dibuat, sop-nya masih berstatus "dalam pencarian" 🤣. Statusnya belum dicabut hingga ada kejelasan. Beneran deh, aku diliputi rasa penasaran, ke mana perginya si sop, ya? Kapan ngambilnya? Terlebih, siapa yang ngambil? 
 

Senin, 09 Juni 2025

Aku Akan Berusaha...



Sehari setelah Iduladha 10 Dzulhijjah 1446 H
 
7 Juni 2025

Kawasan Cempaka Putih Barat sudah kebagian hujan hari ini. Hujannya deras untuk karakter hujan di wilayah Jakarta Pusat. Aku keluar kost-an untuk beli makan sekalian belanja kebutuhan pribadi. Sengaja aku ke Jalan Cempaka Putih Raya, karena sekali "jalan", aku bisa beli makan, angkut jajanan juga nyetok aneka keperluan pribadi. 
 
Area Cempaka Putih Raya, masih masuk Jakarta Pusat, merupakan kawasan one stop living dengan adanya kompleks perumahan, gedung apartemen, restoran, toko roti, toko kue, pedagang kaki lima, minimarket, warung makan, SPBU, tempat cuci kendaraan, sekolahan, tempat les, barbershop, kampus, lapak penjual tanaman hidup, tempat olah raga, tempat gym serta fasilitas kesehatan. Beragam fasilitas hidup terintegrasi di sini. Angkutan umum juga ada yang lewat.
 
Sekitar jam 20.00 aku selesai beli makan di Warung Sambal Bakar. Order nasi-ayam geprek-sambal bawang plus oseng kangkung lengkap berada di tentengan. Rupanya urusan belum selesai. Aku pengin mampir Holland Bakery, yang berseberangan sama Warung Sambal Bakar, beli roti buat konsumsi sepanjang hari Minggu.
 
Pas nunggu jalanan bisa diseberangi, nggak sengaja aku lihat Neta boncengan pakai sepeda motor (kalau nggak salah sepeda motornya jenis matic). Neta pernah menjadi rekan kerjaku. Kami beda unit kerja, tapi ada bagian dari job desk-ku bersinggungan dengan job desk-nya Neta. Untuk memastikan yang kulihat adalah Neta, mataku mengikuti laju motor matic itu.

Dugaanku mendekati valid, karena selain ciri-ciri fisik Neta yang masih kuhafal, Neta, yang mengenakan pakaian sport itu, pakai sepeda motor berplat nomor area DIY. Makin kuatlah dugaanku sebab Neta berasal dari daerah yang jadi bagian dari DIY. Sayangnya aku nggak liat sosok yang boncengin Neta.
 
Ada hal yang lebih penting ketimbang cari tahu siapa yang boncengin Neta atau pertanyaan keduanya abis ngapain atau keduanya abis dari mana? Hal yang lebih penting untuk ditanyakan adalah
 
Siapkah aku jika suatu saat bertemu lagi dengan mantan rekan kerjaku?
 
FYI, di hari terakhir aku bekerja, kebetulan Neta nggak masuk kantor. Dari kabar yang beredar, kakeknya meninggal. Jadi, waktu aku pamit sama orang-orang di unit kerjanya Neta, aku cuma ketemu sama Pak Johan, Lauren, dan Masta.
 
Pengennya sih nggak perlu-lah. Buat apa toh? Belum ada alasan buat ketemuan. Dan aku boleh-boleh aja menolak, kan? Tapi, kalau semesta sudah berkehendak, mau mlipir menghindar masuk ke jalan tikus lorong semut pun pasti bakalan ketemu di waktu yang telah ditetapkan.
 
Tapi, aku yakin banget, Neta nggak bakalan liat aku. Kalau pun dia melihatku, kemungkinan berikutnya, dia nggak ngeh kalo orang yang dilihat adalah aku, karena aku pakai pakaian yang tertutup: celana panjang hitam (bukan jeans) dan jaket parka. Bahkan, penutup kepala jaket parkanya aku pasang sejak masih di Warung Sambal Bakar. Makin komplet aku pakai masker. Yakin mengenaliku? Hmm... 
 
Aku nggak tahu ke depannya bakalan kayak apa. Aku nggak punya vision apakah aku sama sekali putus relasi sama orang-orang kantor atau masih bakalan ketemu sama mereka kapan aja, di mana aja. Setahunan meninggalkan kantor lama, baru kali ini liat mantan rekan kerja. 
 
Aku mengira, mungkin inilah satu cara semesta melatihku merawat luka batin yang kualami sejak Mei 2024. Luka batin yang berjejak di diriku. Latihan level 1 dulu: liat dari jauh, biar pas ketemu muka, aku mampu menguasai diri dan mampu merespons situasi sebaik-baiknya diriku. Kalau bisa melalui level 1, aku naik level selanjutnya dan seterusnya.
 
Balik ke kamar kost-an, aku coba mengingat ulang peristiwa yang kualami. Aku tanya kepada diriku: apa yang kurasakan? Diriku menjawab, pertemuan itu masih jadi trigger sakit hatiku ke tempat kerjaku. Sakit hati, kecewa, marah datang kurasakan meskipun tipis. Lalu, kubilang pada diriku, "Nggak apa-apa...".
 
Aku akan berusaha pastinya. Hanya saja, kita harus memahami karakteristik dasar luka batin: tidak ada luka batin yang benar-benar sembuh. Apalagi aku sendiri yang mengalaminya. Apalagi luka batin itu terjadi di tempat aku berusaha bekerja sebaik mungkin, seprofesional mungkin (tetep aja ada yang punya niat nggak baik); ketika aku bekerja pake hati.
 
Belum lama, aku pernah curhat sama Bets, my super bestie. Aku bilang sama dia, nggak apa-apa kalau suatu saat aku balik ke xxx (nama tempat kerjaku), tapi aku nggak mau balik sebagai karyawan. Aku balik ke "sana" sebagai seorang professional expert; yang diundang atau di-hire sebagai konsultan atau tenaga ahli. Aku pengen jadi orang baik. Kejadian kemarin jelas nggak bakalan terlupa. Justru dengan kembali sebagai orang yang jauh lebih baik, bakalan memperlihatkan kualitasku yang mereka tolak. 
 
Beberapa detik sebelum aku mengetik kalimat ini, aku nemu istilah "crossing the path". Istilah "crossing the path" aku dapat ketika scrolling Instagram. Crossing the path dipakai oleh seseorang yang komentar bahwa sebaiknya kita tidak benar-benar melupakan tempat kita pernah kerja. Hubungan baik sebaiknya tetap terjalin. Siapa tahu, suatu saat kita perlu berjejaring dengan orang di kantor lama atau kita-nya yang bakal crossing the path
 
Ada benernya kok kita sebaiknya tetap hubungan baik dengan mantan rekan kerja. Bentuk hubungan baiknya di antaranya tetap saling follow di medsos atau sesekali berkabar. Segitu aja sudah cukup. Jangan "bersih-bersih" mentang-mentang udah gak satu bahtera. Kalau pernah punya hubungan kurang harmonis, kita sebagai manusia kepala 3 atau lebih, taulah bagaimana harus bersikap. Siapa tahu, suatu saat kita terkoneksi lagi, terlebih kalau kita seprofesi; jadi bagian dari satu organisasi profesi atau punya technical skill yang sama.[]
 

Jumat, 30 Mei 2025

Informasi Penting! Cara Perpanjang SIM C di Layanan SIM Keliling Jakarta Pusat Tahun 2025

Sebelum membaca pengalaman saya, mohon memperhatikan penafian (disclaimer) lebih dulu, ya. Terima kasih


Jakarta tidak hanya memberi pengalaman kerja bagi saya. Jakarta pun menawarkan pengalaman mengurus perpanjangan SIM C. Sebelum merantau ke Jakarta, saya mengurus perpanjangan SIM C di daerah asal saya. Sekadar informasi, SIM C saya sebetulnya habis masa berlakunya pada 16 Juni 2025. Lantaran nggak mau mepet-mepet bikinnya ditambah ingin menghadiahi diri saya yang ulang tahun 26 Mei, tergeraklah hati ingin mengurus perpanjangan SIM pas tanggal 26 Mei. Kebetulan, SIM Keliling buka layanan pada tanggal 26 Mei. 

Sebelumnya, saya dihadapkan pada dua pilihan: mengurus SIM secara langsung di SIM Keliling atau mengajukan perpanjangan SIM secara online lewat aplikasi Digital Korlantas POLRI. Setelah menimbang-nimbang, saya memilih untuk mengurus perpanjangan SIM di SIM Keliling.

Setahu saya, tidak ada sistem kuota dalam pengajuan SIM di layanan SIM Keliling. Saya cukup menyesuaikan jadwal layanan SIM Keliling dengan aktivitas saya. Sehari sebelumnya, saya menyiapkan dokumen yang diperlukan, yakni
1. KTP asli 
2. Fototkopi KTP > saya menyiapkan 5 lembar fotokopi KTP.
3. SIM C asli
4. Fotokopi SIM C > saya menyiapkan 5 lembar fotokopi SIM C
 
Tambahan:
1. Alat tulis pulpen
2. Papan tulis jalan untuk alas menulis
 
Saya menyiapkan lembar fotokopi KTP dan SIM C dari rumah untuk menghindari tidak tersedianya layanan fotokopi di sekitar lokasi layanan, menghindari antrean yang bikin saya harus menambah waktu untuk mengurus SIM bahkan antisipasi perubahan cuaca (dan benar, cuaca Jakarta di hari saya mendatangi SIM Keliling nggak bersahabat~hujan turun dalam perjalanan menuju lokasi SIM Keliling).
 
Bagi yang benar-benar pertama kali, mobil SIM Keliling ada di area halaman Kantor Pos Pusat di Lapangan Banteng (lihat peta). Buat yang belum ngeh, Kantor Pos Lapangan Banteng ada di mana, Kantor Pos Lapangan Banteng ada di seberang Lapangan Banteng, Jakarta Pusat. Nggak tahu Lapangan Banteng? Lapangan Banteng dekat sekolah Santa Ursula dan Gereja Katedral Jakarta.

Persisnya, mobil SIM Keliling-nya ada di belakang Indomaret. Jadi, kita tetap masuk ke area Kantor Pos Lapangan Banteng. Setelah melewati portal parkir, di sisi kiri, ada Indomaret. Nah, mobil SIM-nya ada di belakang bangunan Indomaret. Bagi yang membawa mobil, parkir di halaman kantor pos sedangkan jika naik motor, area parkir ada di sekitar mobil SIM (ada jalan menurun untuk motor).

Peta Lokasi SIM Keliling di Lapangan Banteng

 
Alur perpanjang SIM C di layanan SIM Keliling Lapangan Banteng sebagai berikut.


Saya jelaskan per tahapnya, ya. 
1. Tahap Pertama
Pemohon diarahkan untuk tes psikologi lebih dulu. Sesampai di  lokasi SIM Keliling, datengin dulu tenda Tes Psikologi. Petugas akan minta pemohon menyiapkan 3 lembar fotokopi KTP, tapi fotokopi KTP baru akan diminta di loket berikutnya. Psikotest menggunakan aplikasi. Tinggal arahkan smartphone ke QR code.

Agar bisa mengerjakan tes psikologi dengan lancar, siapkan smartphone. Nggak cuma menyiapkan smartphone, siapkan juga baterai dan kuota internet yang cukup. Kalau baterai smartphone gampang ngedrop, ada baiknya bawa powerbank.

Bentuk tes-nya seperti soal psikotest pada umumnya, tapi nggak sekompleks dan sebanyak psikotest untuk melamar kerja atau asesmen untuk kepentingan pendidikan. Bobot soal masuk kategori mudah.
 
Pemohon SIM bisa mengerjakan psikotest di tempat duduk yang telah tersedia. Ada tenda yang menaungi sehingga pemohon tidak kepanasan atau kehujanan. Kalau pun kehujanan seperti saya waktu mengurus SIM, basah pun gak sampai bikin kuyup. Saran aja, kalau mengurus SIM pas musim hujan, jangan lupa bawa payung. Kita bakalan butuh payung untuk jalan dari tenda ke tenda dan tenda menuju mobil SIM.
 
Selesai mengerjakan tes psikologi, hasil tes muncul dalam bentuk QR code. Kalau pemohon dinyatakan lulus tes, perlihatkan hasil tes ke petugas dan petugas akan memotret hasil tes atau tampilan di layar smartphone pemohon. Pemohon boleh mengunduh hasil tes dan menyimpannya di HP. Kalau nggak mau mengunduh dan menyimpan hasil tes pun nggak masalah.
 
Sebelum ke tahap selanjutnya, pemohon membayar biaya administrasi sebesar Rp60.000,00. Pengalaman saya, bayarnya tunai. Saya nggak terlalu memperhatikan sekitar apakah bisa pakai QRIS atau sistem pembayaran non tunai. Daripada mengandalkan QRIS atau transfer rekening bank, saya menganjurkan pemohon untuk bawa uang tunai saja. 

Petugas akan mengarahkan ke tahap selanjutnya yakni 1) mengisi data diri dan 2) pemeriksaan kesehatan. Tempatnya di mana? Tempatnya berada di tenda yang berada di seberang tenda tes psikologi.

2. Tahap Kedua
Ada dua meja di dalam tenda. Meja pertama adalah meja penyerahan berkas. Meja kedua adalah meja untuk melakukan tes kesehatan. Petugasnya orang yang berbeda. Petugas akan menyerahkan form untuk diisi sendiri oleh pemohon. Kalau pemohon bingung, tersedia contoh pengisian yang ditempel di meja.
 
Di meja pertama, pemohon mengisi data diri seperti NIK, nama lengkap, alamat (saya menuliskan alamat sesuai alamat pada KTP, bukan alamat kos di Jakarta), golongan darah. Jangan lupa bubuhkan tanda tangan dan nama terang di akhir pengisian formulir. Pastikan data diri sudah benar semua.

Data diri sudah terisi semua? Sebelum mengembali form data diri, siapkan SIM asli dan fotokopi KTP sebanyak 3 lembar. SIM yang lama akan ditarik.
 
Kemudian, pemohon geser ke meja tes kesehatan. Petugas akan menanyakan data diri seperti nama, tinggi badan, berat badan. Kalau lupa Tinggi dan Berat Badan ya kira-kira aja berapa angka yang mendekati. Setelah itu, petugas melakukan tes buta warna. Pemohon membayar biaya tes kesehatan sebesar Rp35.000,00. Lagi-lagi, saya bayarnya tunai.
 
Berikutnya, petugas memberikan sobekan kertas berisi nomor urut. Pemohon dipanggil menggunakan nomor urut, bukan nama. Petugas yang manggil ada di dalam mobil SIM. 

3. Tahap Ketiga
Kalau sudah menyelesaikan tahap kedua, jangan pergi jauh-jauh dari lokasi SIM Keliling.
 
Ketika nomor pemohon disebut, pemohon menuju mobil SIM. Di dalam mobil SIM, petugas akan konfirmasi data diri lebih dulu, berikut golongan SIM yang diminta. Kalau nggak ada koreksi atau semacamnya, petugas mempersilakan pemohon foto diri.
 
Oh iya, di dalam mobil SIM ada cermin lho. Pemohon bisa mematut diri atau sekadar sisir-sisir supaya terlihat rapi di foto.
 
Cerita sedikit, kan pas ngurus SIM, saya kehujanan. Kemeja, mulai dari kerah sampai dada bagian atas, basah. Bagian badan aman, karena saya pakai jaket waterproof dan windbreaker. Saya baru menyadari ketika bersiap diri untuk ambil foto. Untunglah, ketika SIM sudah jadi, bagian yang basah nggak kentara.
 

Pemohon nggak perlu keluar dari mobil SIM untuk menunggu SIM jadi. Tunggu aja di dalam mobil. Pengalaman saya, ketika jatah saya belum kelar, petugas tidak memanggil antrean berikutnya. Jadi, duduk manis di tempat duduk yang tersedia di dalam bis aja. 
 
SIM C saya sudah JADI!

Tapi, saya nggak mau buru-buru keluar dari mobil SIM walau sebetulnya badan udah dingin dan mulai merasa lapar. 
 
Ada apa? 
 
Cek data yang tercetak di dalam SIM lebih dulu. Cek satu per satu. Mau cek di dalam mobil dibolehkan, mau di luar mobil nggak pa-pa. Yang penting, masih di sekitar mobil SIM. Saya mikirnya simple sih: daripada buru-buru pulang taunya ada data yang salah tik. Kalau ada bagian data yang salah tik, saya harus meluangkan waktu untuk revisi data. Mindhon gaweni, bahasa Jawanya.
 
Jika data pada SIM sudah benar semua, pemohon dapat meninggalkan lokasi layanan SIM Keliling. 

Tetap tertib berkendara dan utamakan keselamatan.[]

 
 

Selasa, 18 Juni 2024

IDP Multidestination Education Fair: Cari Tahu Tujuan Belajarmu

Berencana kuliah ke luar negeri? Kalau boleh tahu, ke negara mana? Apakah Inggris, Australia, New Zealand, Singapura, Amerika, Korea, Mesir? Atau teman-teman memiliki negara impian tersendiri? Lalu, ingin menekuni bidang apa? Applied psychology, architecture, business, education, fine arts, health sciences, accounting and finance, agrifood, American studies, animal nutrition, astronomy, aerospace engineering atau chemical engineering?

Senin, 14 September 2015, bertempat di Ballroom The Phoenix Hotel Yogyakarta, IDP Education menyelenggarakan Multidestination Education Fair. Bagi yang masih awam, education fair tak lain adalah pameran pendidikan. Suatu event yang berperan menjembatani calon mahasiswa yang ingin menempuh pendidikan di universitas atau lembaga pendidikan di luar negeri supaya mereka memperoleh kemudahan dalam mendapat informasi seputar kampus, program studi yang diminati, persyaratan dokumen, tata cara pendaftaran, hingga yang paling banyak ditanyakan adalah ketersediaan beasiswa. Disebut multidestination, karena terdapat dua negara tujuan belajar, UK dan NZ.

Lalu, siapakah gerangan IDP Education? 

Well, dari informasi yang tercantum di dalam website resminya, IDP Education adalah 
world leader in international student placement services (sumber dari sini).
Reputasi IDP Education tak diragukan lagi. Sebagai lembaga yang telah menjalin kerja sama dengan lebih dari 100 pusat penempatan mahasiswa internasional, IDP Education telah mengglobal di lebih dari 32 negara. Jelas sudah kedudukan IDP di setiap pameran pendidikan, yakni sebagai penyelenggara sekaligus councelor (konsultan pendidikan).   

Multidestination Education Fair Yogyakarta diikuti 6 institusi pendidikan yang berasal dari UK dan NZ: The Unversity of Auckland (New Zealand), The University of Nottingham (UK-China-Malaysia), Coventry University, University of Hull, Oxford Brookes University, dan Cambridge Education Group (CEG) ditambah meja IDP Education dan IELTS.
Berikut hasil liputan saya.

Saya tiba di The Phoenix Hotel Yogyakarta sekitar jam 14:00. Tidak terlampau awal, tidak pula terlambat. Malah, kehadiran saya pas jam padat-padatnya pameran diserbu pengunjung. Sebelum masuk ke ruang ballroom 1 dan 2, saya harus registrasi dulu. Oleh Mbak bagian registrasi, saya diberi dua lembar kertas. 

Kertas pertama berupa guest registration yang harus diisi dengan huruf kapital: alamat e-mail, nomor handphone, salutation (Miss/Mrs/Mr/Dr/Prof), date of birth (tanggal/bulan/tahun), nama belakang, negara yang paling diminati untuk study (Australia, Canada, New Zealand, UK, US, other), tahun rencana study ke luar negeri (2016/2017/2018/2019), dari mana Anda mengetahui pameran ini? (selebaran/flier dari IDP, e-mail dari IDP, sms dari IDP, majalah, Facebook, website IDP, radio, surat undangan ke rumah, diberi tahu teman/keluarga, poster di sekolah/kampus/kursus, Twitter, sms dari XL, koran, baligo, spanduk di jalan, diberi tahu staff IDP, lain-lain), study  Anda di luar negeri akan dibiayai oleh (orang tua, sendiri, kakek/nenek, saudara, sudah mendapat beasiswa dari pemerintah RI, sudah mendapat beasiswa dari institusi lain, akan mencari beasiswa, lain-lain)

Lembar kedua yang diterima berupa survey yang berkaitan dengan penyelenggaraan multidestination education fair 2015 bulan September 2015 meliputi  usia, pendidikan yang sedang Anda tempuh/yang terakhir, dari mana Anda mengetahui pameran ini, apakah tujuan utama Anda mengunjungi pameran ini, tahukah Anda bahwa IDP bisa membantu Anda untuk sekolah ke luar negeri? Tahukah Anda bahwa IDP menyelenggarakan IELTS Test & kelas persiapan test? Apakah Anda

Masing-masing desk diisi 2 orang perwakilan universitas peserta pameran. Di samping desk terdapat banner bergambar universitas berikut prodi yang ditawarkan. Sedangkan di atas meja terdapat booklet berisi informasi pendidikan. Ada booklet atau handout yang dibagikan secara gratis dan boleh dibawa pulang, tetapi ada juga booklet atau handout yang hanya diperkenankan untuk dibaca di tempat atau dibuka selama proses counseling berjalan. Sebab, handout tersebut menjadi pegangan para counselor. Kalau mengharapkan informasi lebih lengkap, teman-teman dianjurkan buka website resmi universitas tujuan atau menghadiri info session seperti yang diadakan oleh Oxford Brookes University dan Univ of Nottingham satu hari setelah education fair bertempat di kantor IDP Gedung UKDW Yogyakarta. Silakan dimanfaatkan untuk mendapatkan informasi sejelas dan selengkap mungkin.

Multidestination juga mengadakan presentasi dan sharing session. Sesi presentasi dibawakan oleh Ms Jayanthi dari IDP dengan materi pendidikan ke UK. Slide demi slide menjelaskan gambar umum UK berikut lembaga pendidikannya. Ruang presentasi, Phoenix 3, penuh sesak. Yang tidak kebagian tempat duduk mau tak mau harus berdiri selama Ms Jayanthi presentasi.

Melanjutkan sesi presentasi, Nabila Na'ma Aisya, mengisi sharing session. Perempuan yang akrab disapa Bella ini merupakan LPDP awardee angkatan 35 yang diterima berkuliah di Birmingham University (begitu Bella menyebut nama universitas yang berada di ..., seketika terdengar paduan suara bernada kagum). Agar lebih menarik dan interaktif, Bella mengarahkan sharing session dalam bentuk tanya jawab. Apa yang ingin diketahui oleh teman-teman yang lagi-lagi menyesaiki presentation room, bisa langsung ditanyatakan ke Bella. Di luar sesi presentasi, Bella yang akan berangkat ke UK, sore keesokan harinya (15/9) masih sempat melayani tanya jawab. Dia pun tak sungkan membagi alamat e-mailnya agar teman-teman bisa terhubung bilamana memerlukan informasi darinya.

Pendidikan luar negeri, dengan sepaket kelebihan yang ditawarkan, memang menjadi daya tarik bagi siapa saja yang menginginkan peningkatan kualitas akademik, hard skill, sekaligus soft skill. Apalagi disokong dengan kemudahan melamar ditambah adanya penawaran beasiswa. Kurang apa coba? Maka daripada itu, pantang bagi kita menyia-nyiakan kesempatan baik yang terbentang di depan mata. Dengan kegigihan, kerja keras, usaha yang tak terputus, dan tentu saja mau mengorbankan waktu, tenaga, dan biaya untuk memperbaiki diri agar memenuhi kualifikasi, maka ketika beasiswa dan letter of acceptance berada di genggaman tangan, segala yang telah dilakukan akan terbayar dengan air mata bahagia. 

Tips mengikuti pameran pendidikan
1.  

Sumber: IDP Education Yogyakarta


Minggu, 10 April 2022

[Review] Serunya Skinkeran Pakai One Brand Series dari Scarlett

Berada di usia kepala tiga, saya mengalami insekyur, perasaan kurang nyaman pada diri sendiri, perasaan tidak nyaman di tengah-tengah lingkungan. Salah satu penyebabnya adalah soal wajah.

Soren Kierkegaard, seorang filsuf asal Denmark mengatakan kurang lebih demikian, "Life can only be understood backwards; but it must be lived forwards." Hidup hanya dapat dipahami (maknanya) belakangan, tapi harus dihidupi di masa yang akan datang. Dan saya menganggukkan kepala atas ucapan Pak Kierkegaard.

Makna hidup macam apa yang saya pahami belakangan? Ya, apa lagi kalo bukan soal memperhatikan bagian tubuh saya. Saya termasuk orang yang telat memperhatikan perawatan wajah. Bisa jadi, hal ini disebabkan lantaran kemarin-kemarin saya cuek. Padahal, ibu saya sudah mengingatkan lho! Padahal (lagi), teman-teman sudah ngasih kode alus. Padahal (lagi-lagi) di luar sana, buanyak iklan perawatan kecantikan berseliweran dan produk-produk kecantikan, bahkan aneka rupa resep tradisional untuk perawatan wajah. Namun, saya tetep cuek!


Saya diperlihatkan akan ini lho keuntungan kamu kalau telaten merawat wajah. Sayangnya reminder itu dianggap angin lalu. Dilewatkan begitu saja. Pakai hand body lotion kalau ingat. Pakai sun screen kalau disemangatin iklan. Seperti itulah kehidupan perawatan tubuh saya.

Hingga pada suatu ketika, saya bercermin dan mendapati kulit tampak kusam, terdapat bintik-bintik hitam, sisa bekas jerawat. Dan yang membuat saya terusik, ternyata saya telah memasuki usia kepala tiga! Time flies sooo sooo fast! Alhasil, saya mengalami insecure. Saya pengin kulit wajah saya nggak kusam, kerut halus memudar, dan bintik-bintik hitam hilang!

Obrolan dengan seorang teman sekolah, sebut saja namanya Dita, bisa jadi semacam trigger. Di suatu malam, kami terlibat deep talk soal per-skinker-an. Saya banyak bertanya soal skin care kepadanya. Nggak cuma ngobrol dengan Dita, saya juga banyak bertanya dengan Wanda, teman masa SMA yang kini jadi seorang beauty enthusiast. Hasilnya? Okay, memang sudah saatnya pakai skin care. Better late than never.

Agaknya perjalanan saya bakalan panjang. Langkah berikut setelah tertarik adalah mulai lirik sana lirik sini. Saya mulai mencari tahu lebih detil produk perawatan kulit wajah mulai dari yang buatan lokal sampai yang bikinan luar negeri, mulai dari racikan dokter hingga buatan pabrik yang dijual bebas di supermarket, mulai dari yang harganya terjangkau hingga yang kudu merogoh kocek dalam-dalam, mulai dari yang one brand series hingga mix and match. Proses lirik sana lirik sini dibarengi dengan pengenalan produk, karena bagaimanapun pemakaian skin care itu cocok-cocokan dengan karakteristik kulit.


Lantaran masih terhitung baru di dunia per-skin care-an, kupikir one brand series dari Scarlett nggak ada salahnya dicoba. Keuntungan memakai one brand series skin care adalah 1) pemakaian praktis, 2) kulit tidak kaget karena percampuran beragam bahan aktif skin care, 3) tidak repot memadukan bahan aktif yang satu dengan yang lain, 4) tidak deg-degan menunggu reaksi pertemuan aneka skin care di wajah, dan 5) mengurangi risiko skin care tidak cocok dengan kulit wajah (breakout), 6) cocok untuk pemula yang baru belajar pakai skin care.


Scarlett memiliki satu set produk Face Care tergantung tujuan yang pengin dicapai. Jika PR-nya pengin menyembuhkan jerawat, jatuhkan pilihan pada Acne Series. Lain halnya kalau pengin mencerahkan kulit, memudarkan bekas jerawat, menyamarkan pori-pori dan kerut halus di wajah, serta mengencangkan kulit wajah, disarankan untuk memilih Brightly Series.

Set Brightly Series
Foto: Dokumen Pribadi


Facial Wash
Foto: Dokumen Pribadi


Toner
Foto: Dokumen Pribadi


Day Cream
Foto: Dokumen Pribadi



Acne Series terdiri atas produk Acne Serum, Acne Day Cream, dan Acne Night Cream. Brightly Series terdiri atas produk Brightly Facial Wash, Brightly Essence Toner, Brightly Ever After Serum, Glowtening Serum, Brightly Ever After Day Cream, Brightly Ever After Night Cream. Gampangnya, untuk mengenali Acne Series, tinggal cari kemasan berwarna ungu, sedangkan kemasan Brightly Series berwarna pink.

Saya memilih menggunakan Brightly Series sesuai permasalahan kulit yang dialami, usia, dan tentu saja goals yang ingin dicapai. Brightly Series sudah mengandung
Niacinamide, Hexapeptide-8, Glutathione, Rainbow Algae, Aqua Peptide Glow, Rosehip Oil, Poreaway, Triceramide, Natural Vitamin C, dan Green Cavia yang berfungsi untuk meningkatkan kelembaban dan elastisitas kulit; membantu mencerahkan kulit dan memudarkan bekas bekas jerawat; menyamarkan pori-pori, garis halus; serta mengencangkan kulit wajah.
 
Glowtening Serum
Foto: Dokumen Pribadi

Brightly Ever After Serum
Foto: Dokumen Pribadi


Night Cream
Foto: Dokumen Pribadi

Rangkaian Brightly Series tidak hanya teruji bebas Merkuri & Hydroquinon dan Registered by BPOM tapi juga mudah digunakan. Pengalaman memakai Brightly Series diawali dengan deg-degan. Maklum aja, belum pernah pakai produk skin care sekomplet ini. Belum lagi ada rasa khawatir apakah Brightly Series cocok sama kulit wajah.

Ternyata, sejauh ini kulit wajah saya bisa berakrab ria dengan Brightly Series dari Scarlett. Produk Brightly Series terasa ringan di wajah dan cepat meresap. Dengan pemakaian teratur, saya berharap bisa mencapai hasil yang diinginkan. Mari pahami makna hidupmu dimulai dari memperhatikan kesehatan kulit wajahmu. []


Selasa, 05 April 2022

[Review] Hilang Belang dengan Scarlett Bodycare Series

[Review] Hilang Belang dengan Scarlett Bodycare Series-Kira-kira, semingguan sebelum liburan Natal yang lalu, kantor saya mengadakan family gathering. Konsep family gathering-nya simpel dan santai aja. Yang penting bisa membangun keakraban antarkaryawan. Panitia kecil sudah menyiapkan beberapa kegiatan keakraban berupa aneka permainan. Permainannya kebanyakan outdoor! Dan kebetulan, cuacanya kok amat sangat mendukung. Matahari terik bersinar di saat kami nge-games

 

Berjalan di atas titian bambu, memindahkan bola berpasangan, dan futsal berdaster adalah permainan-permainan luar ruangan itu. Memang, sih, jadi leluasa bergerak ke sana ke mari. Namun, usai family gathering, saya mendapati kulit tangan saya belang! Keliatan banget apalagi di bagian pergelangan tangan yang biasa tertutup jam tangan.

Permainan Diadakan di Lapangan Seluas Ini! Gimana Nggak Belang Coba?
Foto: Dokumentasi Pribadi



Ah, saya merasa bersalah banget sama kulit, karena nggak pakai pelindung lengan dan lupa mengoleskan body lotion. Pelajaran berharga banget buat saya. Repot dikit tidak apa-apalah ketimbang kulit belang begini.

Demi mengembalikan warna kulit ke tone aslinya, jelas saya harus melakukan perawatan. Tidak bisa ditawar. Perawatan pun tidak hanya untuk mengembalikan warna kulit ke warna aslinya, tetapi juga untuk beberapa intensi yang nggak kalah penting, seperti memberi perlindungan pada kulit yang lama terpapar cahaya matahari, memberi nutrisi pada kulit, dan mempertahankan kelembaban kulit.



Dan Ketika Jam Tangan Dibuka, Tampaklah Kulit Belang
Foto: Dokumentasi Pribadi

Adalah Scarlett Body Care yang jadi pilihan saya. Scarlett Body Care terdiri atas sabun mandi, body scrub, dan body lotion lengkap untuk perawatan kulit harian. Rangkaian perawatan satu merek menjadi pilihan tepat, karena kandungan bahannya yang seragam sehingga kulit saya tidak bingung menerima aneka bahan dari produk-prouduk yang berasal dari merek yang berbeda. 

 

Scarlett Body Care pilihan saya Scarlett Body Scrub varian Coffee (250 ml), Brightening Shower Scrub varian Coffee (300 ml), Fragrance Brightening Body Lotion varian Jolly (300 ml). Biar nggak bosen dengan varian tertentu dan menyesuaikan dengan mood, saya juga memilih varian lainnya seperti Brightening Shower Scrub varian Charming, Brightening Shower Scrub varian Jolly, dan Brightening Shower Scrub varian Freshy secara bergantian. Wanginya yang berbeda membawa saya pada pengalaman mandi yang menyenangkan.

 

Scarlett Body Care gampang banget pakainya. Untuk body scrub: oleskan body scrub secukupnya ke bagian yang ingin discrubbing, diamkan sekitar 3-5 menit atau ketika scrub sudah terlihat setengah kering, lalu gosok perlahan sehingga sel-sel kulit mati terangkat.  Bilas dengan menggunakan shower scrub, sehingga lebih maksimal dalam membersihkan kulit tubuh. Body scrub dapat dipakai 1-2 kali dalam seminggu sedangkan shower scrub digunakan ketika mandi setiap hari. Setelah menggunakan body scrub dan shower scrub, oles body lotion ke seluruh tubuh. Gampang, kan?

 

Demi Mengembalikan Warna Kulit & Menjaga Kesehatan Kulit Tentunya.
Foto: Dokumentasi Pribadi



 

Kombinasi Rasa Kopi. Cocok Jadi Mood Booster!



Hampir Habis Soalnya Dipake Tiap Hari.
Suka Sama Aromanya.
Foto: Dokumentasi Pribadi

Scarlett Body Care dibuat dari bahan-bahan yang dibutuhkan oleh tubuh. Body Scrub memiliki kandungan Glutathione dan Vitamin E, Brightening Shower Scrub mengandung Perpaduan Glutathione + Vitamin E + Beads, sedangkan Fragrance Brightening Body Lotion mengandung Glutathione + Vitamin E + Kojic Acid + Niacinamide. Pantesan aja body lotion Scarlett memiliki wangi yang tahan lama.

 

Aku suka kemasan Scarlett Body Care karena aman, fungsional, dan praktis dibawa ke mana-mana. Produknya mudah dibawa ke mana-mana. Bentuk kemasan yang didesain rapat aman dibawa ke mana-mana tanpa khawatir tumpah di tas atau wadah toiletries. Kemasan body lotion model pompa juga untuk menghindari body lotion ketuang ke telapak tangan secara berlebihan. 

 

Segede Ini Dibawa ke Mana-mana... Tenang Aja, Kemasannya Aman, kok!
Foto: Dokumentasi Pribadi

Apalagi yang Versi Mini Ini. Praktis Dibawa Bepergian. Nggak Perlu Mindah ke Botol Lain.
Foto: Dokumentasi Pribadi

Hasilnya gimana, nih? Belang di pergelangan tangan mulai memudar dan pelan-pelan balik lagi ke warna kulit aslinya. Memang nggak bisa instan sih. Kudu telaten dan sabar.[]