Selasa, 25 November 2025

Kiriman Kue Ulang Tahun


Terlihat seorang laki-laki berada di balik pagar; di atas sepeda motor. Aku pikir, dia pengantar makanan pesananku. Ketika pagar kubuka, laki-laki itu, kita sebut saja Abang Kurir, langsung menyodorkan bungkusan di dalam kantong plastik. Kantong plastiknya bening sehingga aku bisa melihat isinya: kardus berbentuk persegi.
 
"Pesan kue ulang tahun, ya?"

Karuan saja aku menggeleng. Aku nggak pesan kue ulang tahun. Pesananku adalah satu porsi mie ayam pangsit bakso, lengkap dengan ekstra kuah. 

Abang Kurir menyebut nama. Nama si penerima. Nama yang disebut terdengar asing bagiku. Bukan nama tetangga kost-an, bukan nama-nama anggota keluarga Ibu Kost (setauku), bukan pula nama asisten rumah tangga Ibu Kost.
 
Aku tanya balik ke Abang Kurir, "Pengirimnya siapa?"
 
Abang Kurir menyebut sebuah nama. Nama seorang perempuan.
 
Lagi, aku bilang kalau nama yang dia sebut tidak ada di area rumah yang aku tempati.
 
Abang Kurir bersikukuh kalau alamat kirim sudah benar. Alamat tempat tinggalku disebutnya, detail hingga ke nomor RT dan RW. Untuk meyakinkanku, Abang Kurir tak segan menunjukkan bukti chat-nya dengan si pengirim kue. Dan si pengirim kue membenarkan alamat kirim termasuk mengiyakan bahwa foto pagar rumah yang kutinggali itu merupakan rumah si penerima kue ulang tahun.
 
Kok aneh? 
 
Aku menoleh ke belakang, kali aja ada tetangga kost keluar dan ternyata dialah orang yang dimaksud Abang Kurir. 

Nihil. 
 
Tidak ada seorang pun melewati pintu dan mendatangi Abang Kurir.  
 
Tak lama kemudian, Abang Kurir bilang kalau si penerima kue ulang tahun belum balas chat dari si pengirim kue.  
 
Ndilalah makanan pesananku sudah datang. Abang Kurir masih bertahan di depan pagar. Katanya, nggak apa-apa nungguin kabar dari pengirim dan penerima kue. Aku pun masuk rumah.
 
Pintu pagar kukunci. 
 
Dari balik jendela, aku lihat Abang Kurir masih stay di tempatnya. Tidak ada tanda-tanda pergerakan. Penasaran, siapakah penerima kue ulang tahun itu? Apakah si penerima masih keluarga Ibu Kost? Atau orang lain yang sengaja pakai alamat kostan untuk titik antar; sekadar titik antar biar kurir nggak nyasar?
 
Aku tidak tahu kelanjutannya. Keburu lapar he-he-he...
 
Aku teringat makanan misterius yang tergantung di pagar kostan. Paket makanannya masih hangat, isinya kayak nasi padang, dibungkus plastik kresek warna putih, lengkap dengan nota. Yang mengherankan adalah kenapa makanan itu cuma dicantol di pagar? Apakah kurirnya harus segera mengantar ke tempat lain sehingga buru-buru banget? Apakah kurir sudah panggil berkali-kali, tapi nggak ada respons? Aku nggak bisa cek siapa yang order lantaran nota ada di dalam plastik kresek. Akan jadi kesalahanku kalau aku membuka kresek makanan tersebut. Jadi, selama 2025, aku telah mengalami kasus makanan misterius sebanyak dua kali.
 
Aku pikir, ada untungnya kue itu tidak kuterima. Ada untungnya aku gak terlalu helpful. Berisiko kalau menerima kue dari orang yang nggak jelas penerima dan pengirimnya. Takutnya malah mencelakakan diri sendiri dan orang-orang di sekitarku. 

Mudah-mudahan kue itu benar dikirim untuk penerima yang ulang tahun, biar yang ulang tahun merasa happy, bukan malah terancam keselamatan dan terganggu kesehatannya.[]

0 comments:

Posting Komentar