Interaksi yang terjalin
Siapa, sih, yang nggak suka jajan di pinggir jalan? Menikmati makanan murah meriah sambil duduk-duduk santai, ngobrol ngalor-ngidul dengan penampilan yang jauh dari kata jaim alias jaga image: celana pendek, T-shirt, plus sandal jepit. Ya, street food tidak pernah menuntut penampilan necis tiap individu tatkala berinteraksi dengannya. Mau tampil rapi, ayo. Mau acak-acakan, mangga. Yang penting, chemistry terbangun lewat suapan makanan.
Budaya makanan pinggir jalan tersebar di berbagai negara di dunia. Masing-masing negara mengusung makanan yang berciri khas setempat. Tengoklah jajanan kaki lima di Korea Selatan, Jepang, China, Turki, Maroko, Prancis, Thailand, maupun Singapura. Mereka membangun kerajaan kuliner yang menjanjikan kenyam-nyaman bagi siapa pun.
Aneka Pilihan Street Food Sumber: http://www.femina.co.id/support/image.others/01/1252/imageBlog |
Nggak usah jauh-jauh ke negeri seberang, kita dapat menemukan street food di Yogyakarta. “Kota Gudeg” ini mengoleksi makanan pinggir jalan yang bervariasi. Mulai makanan klasik, peranakan hingga kreasi baru yang dibuat guna meramaikan jagad kuliner jalanan. Merangsek memengaruhi lidah masa kini dan bersanding dengan jajanan lawas yang telah memiliki penikmat setia.