Sebelum membaca pengalaman saya, mohon memperhatikan penafian (disclaimer) lebih dulu, ya. Terima kasih
Jakarta tidak hanya memberi pengalaman kerja bagi saya. Jakarta pun menawarkan pengalaman mengurus perpanjangan SIM C. Sebelum merantau ke Jakarta, saya mengurus perpanjangan SIM C di daerah asal saya. Sekadar informasi, SIM C saya sebetulnya habis masa berlakunya pada 16 Juni 2025. Lantaran nggak mau mepet-mepet bikinnya ditambah ingin menghadiahi diri saya yang ulang tahun 26 Mei, tergeraklah hati ingin mengurus perpanjangan SIM pas tanggal 26 Mei. Kebetulan, SIM Keliling buka layanan pada tanggal 26 Mei.
Sebelumnya, saya dihadapkan pada dua pilihan: mengurus SIM secara langsung di SIM Keliling atau mengajukan perpanjangan SIM secara online lewat aplikasi Digital Korlantas POLRI. Setelah menimbang-nimbang, saya memilih untuk mengurus perpanjangan SIM di SIM Keliling.
Setahu saya, tidak ada sistem kuota dalam pengajuan SIM di layanan SIM Keliling. Saya cukup menyesuaikan jadwal layanan SIM Keliling dengan aktivitas saya. Sehari sebelumnya, saya menyiapkan dokumen yang diperlukan, yakni
1. KTP asli
2. Fototkopi KTP > saya menyiapkan 5 lembar fotokopi KTP.
3. SIM C asli
4. Fotokopi SIM C > saya menyiapkan 5 lembar fotokopi SIM C
Tambahan:
1. Alat tulis pulpen
2. Papan tulis jalan untuk alas menulis
Saya menyiapkan lembar fotokopi KTP dan SIM C dari rumah untuk menghindari tidak tersedianya layanan fotokopi di sekitar lokasi layanan, menghindari antrean yang bikin saya harus menambah waktu untuk mengurus SIM bahkan antisipasi perubahan cuaca (dan benar, cuaca Jakarta di hari saya mendatangi SIM Keliling nggak bersahabat~hujan turun dalam perjalanan menuju lokasi SIM Keliling).
Bagi yang benar-benar pertama kali, mobil SIM Keliling ada di area halaman Kantor Pos Pusat di Lapangan Banteng (lihat peta). Buat yang belum ngeh, Kantor Pos Lapangan Banteng ada di mana, Kantor Pos Lapangan Banteng ada di seberang Lapangan Banteng, Jakarta Pusat. Nggak tahu Lapangan Banteng? Lapangan Banteng dekat sekolah Santa Ursula dan Gereja Katedral Jakarta.
Persisnya, mobil SIM Keliling-nya ada di belakang Indomaret. Jadi, kita tetap masuk ke area Kantor Pos Lapangan Banteng. Setelah melewati portal parkir, di sisi kiri, ada Indomaret. Nah, mobil SIM-nya ada di belakang bangunan Indomaret. Bagi yang membawa mobil, parkir di halaman kantor pos sedangkan jika naik motor, area parkir ada di sekitar mobil SIM (ada jalan menurun untuk motor).
 |
Peta Lokasi SIM Keliling di Lapangan Banteng |
Alur perpanjang SIM C di layanan SIM Keliling Lapangan Banteng sebagai berikut.
Saya jelaskan per tahapnya, ya.
1. Tahap Pertama
Pemohon diarahkan untuk tes psikologi lebih dulu. Sesampai di lokasi SIM Keliling, datengin dulu tenda Tes Psikologi. Petugas akan minta pemohon menyiapkan 3 lembar fotokopi KTP, tapi fotokopi KTP baru akan diminta di loket berikutnya. Psikotest menggunakan aplikasi. Tinggal arahkan smartphone ke QR code.
Agar bisa mengerjakan tes psikologi dengan lancar, siapkan smartphone. Nggak cuma menyiapkan smartphone, siapkan juga baterai dan kuota internet yang cukup. Kalau baterai smartphone gampang ngedrop, ada baiknya bawa powerbank.
Bentuk tes-nya seperti soal psikotest pada umumnya, tapi nggak sekompleks dan sebanyak psikotest untuk melamar kerja atau asesmen untuk kepentingan pendidikan. Bobot soal masuk kategori mudah.
Pemohon SIM bisa mengerjakan psikotest di tempat duduk yang telah tersedia. Ada tenda yang menaungi sehingga pemohon tidak kepanasan atau kehujanan. Kalau pun kehujanan seperti saya waktu mengurus SIM, basah pun gak sampai bikin kuyup. Saran aja, kalau mengurus SIM pas musim hujan, jangan lupa bawa payung. Kita bakalan butuh payung untuk jalan dari tenda ke tenda dan tenda menuju mobil SIM.
Selesai mengerjakan tes psikologi, hasil tes muncul dalam bentuk QR code. Kalau pemohon dinyatakan lulus tes, perlihatkan hasil tes ke petugas dan petugas akan memotret hasil tes atau tampilan di layar smartphone pemohon. Pemohon boleh mengunduh hasil tes dan menyimpannya di HP. Kalau nggak mau mengunduh dan menyimpan hasil tes pun nggak masalah.
Sebelum ke tahap selanjutnya, pemohon membayar biaya administrasi sebesar Rp60.000,00. Pengalaman saya, bayarnya tunai. Saya nggak terlalu memperhatikan sekitar apakah bisa pakai QRIS atau sistem pembayaran non tunai. Daripada mengandalkan QRIS atau transfer rekening bank, saya menganjurkan pemohon untuk bawa uang tunai saja.
Petugas akan mengarahkan ke tahap selanjutnya yakni 1) mengisi data diri dan 2) pemeriksaan kesehatan. Tempatnya di mana? Tempatnya berada di tenda yang berada di seberang tenda tes psikologi.
2. Tahap Kedua
Ada dua meja di dalam tenda. Meja pertama adalah meja penyerahan berkas. Meja kedua adalah meja untuk melakukan tes kesehatan. Petugasnya orang yang berbeda. Petugas akan menyerahkan form untuk diisi sendiri oleh pemohon. Kalau pemohon bingung, tersedia contoh pengisian yang ditempel di meja.
Di meja pertama, pemohon mengisi data diri seperti NIK, nama lengkap, alamat (saya menuliskan alamat sesuai alamat pada KTP, bukan alamat kos di Jakarta), golongan darah. Jangan lupa bubuhkan tanda tangan dan nama terang di akhir pengisian formulir. Pastikan data diri sudah benar semua.
Data diri sudah terisi semua? Sebelum mengembali form data diri, siapkan SIM asli dan fotokopi KTP sebanyak 3 lembar. SIM yang lama akan ditarik.
Kemudian, pemohon geser ke meja tes kesehatan. Petugas akan menanyakan data diri seperti nama, tinggi badan, berat badan. Kalau lupa Tinggi dan Berat Badan ya kira-kira aja berapa angka yang mendekati. Setelah itu, petugas melakukan tes buta warna. Pemohon membayar biaya tes kesehatan sebesar Rp35.000,00. Lagi-lagi, saya bayarnya tunai.
Berikutnya, petugas memberikan sobekan kertas berisi nomor urut. Pemohon dipanggil menggunakan nomor urut, bukan nama. Petugas yang manggil ada di dalam mobil SIM.
3. Tahap Ketiga
Kalau sudah menyelesaikan tahap kedua, jangan pergi jauh-jauh dari lokasi SIM Keliling.
Ketika nomor pemohon disebut, pemohon menuju mobil SIM. Di dalam mobil SIM, petugas akan konfirmasi data diri lebih dulu, berikut golongan SIM yang diminta. Kalau nggak ada koreksi atau semacamnya, petugas mempersilakan pemohon foto diri.
Oh iya, di dalam mobil SIM ada cermin lho. Pemohon bisa mematut diri atau sekadar sisir-sisir supaya terlihat rapi di foto.
Cerita sedikit, kan pas ngurus SIM, saya kehujanan. Kemeja, mulai dari kerah sampai dada bagian atas, basah. Bagian badan aman, karena saya pakai jaket waterproof dan windbreaker. Saya baru menyadari ketika bersiap diri untuk ambil foto. Untunglah, ketika SIM sudah jadi, bagian yang basah nggak kentara.
Pemohon nggak perlu keluar dari mobil SIM untuk menunggu SIM jadi. Tunggu aja di dalam mobil. Pengalaman saya, ketika jatah saya belum kelar, petugas tidak memanggil antrean berikutnya. Jadi, duduk manis di tempat duduk yang tersedia di dalam bis aja.
SIM C saya sudah JADI!
Tapi, saya nggak mau buru-buru keluar dari mobil SIM walau sebetulnya badan udah dingin dan mulai merasa lapar.
Ada apa?
Cek data yang tercetak di dalam SIM lebih dulu. Cek satu per satu. Mau cek di dalam mobil dibolehkan, mau di luar mobil nggak pa-pa. Yang penting, masih di sekitar mobil SIM. Saya mikirnya simple sih: daripada buru-buru pulang taunya ada data yang salah tik. Kalau ada bagian data yang salah tik, saya harus meluangkan waktu untuk revisi data. Mindhon gaweni, bahasa Jawanya.
Jika data pada SIM sudah benar semua, pemohon dapat meninggalkan lokasi layanan SIM Keliling.
Tetap tertib berkendara dan utamakan keselamatan.[]