Tersentak aku mendengar seluncur lisan dari bibir tuamu. Jantungku terperenyak.
Sontak, batin koyak.
Tentu saja!
Biarpun berselimut debu dan dihuni laba-laba beserta jejaringnya, sepatu itu hanya sementara berada tempatnya biasa berada. Ia tengah liburan panjang sebelum kuajak menempuh suatu perjalanan. Bagiku.
Tercenung memikirkan ucapanmu. Takpernah kukira kau akan berkata demikian terhadapku. Kauanggap aku telah mengakhiri perjuangan ini?
“Belum,” kukatakan padamu.
Aku masih ingin melanjutkan langkah, sekalipun di gelaran jalanan maha luas aku berkali terseok. Sekalipun lututku beradu dengan tanah bahkan terjebak lumpur pekat. Sekalipun menitik air mataku hingga menguap tiada berbekas dalam hening.
Aku tak peduli! Nyawaku masih ada. Nadiku teraba. Dan ragaku hangat dijumpa. Itu artinya aku masih berjuang untuk meraih segala yang kuimpikan!
Semua yang telah terjadi tetap tidak akan menyurutkan tekadku untuk meraih mimpi. Usia sekadar angka belaka. Aku ingin bersinergi dengan alam agar capaianku sempurna dan diamini. Sekalipun bersebarangan dengan segala yang terpatri di dalam benakmu, aku ‘kan terus melangkahkan kedua kakiku.
Kuyakini jalanku. Kutamatkan hingga perhentian akhir. Bukan di persimpangan.
Yogyakarta, Maret 2014
Ratri
Tentu saja!
Biarpun berselimut debu dan dihuni laba-laba beserta jejaringnya, sepatu itu hanya sementara berada tempatnya biasa berada. Ia tengah liburan panjang sebelum kuajak menempuh suatu perjalanan. Bagiku.
Tercenung memikirkan ucapanmu. Takpernah kukira kau akan berkata demikian terhadapku. Kauanggap aku telah mengakhiri perjuangan ini?
“Belum,” kukatakan padamu.
Aku masih ingin melanjutkan langkah, sekalipun di gelaran jalanan maha luas aku berkali terseok. Sekalipun lututku beradu dengan tanah bahkan terjebak lumpur pekat. Sekalipun menitik air mataku hingga menguap tiada berbekas dalam hening.
Aku tak peduli! Nyawaku masih ada. Nadiku teraba. Dan ragaku hangat dijumpa. Itu artinya aku masih berjuang untuk meraih segala yang kuimpikan!
Semua yang telah terjadi tetap tidak akan menyurutkan tekadku untuk meraih mimpi. Usia sekadar angka belaka. Aku ingin bersinergi dengan alam agar capaianku sempurna dan diamini. Sekalipun bersebarangan dengan segala yang terpatri di dalam benakmu, aku ‘kan terus melangkahkan kedua kakiku.
Kuyakini jalanku. Kutamatkan hingga perhentian akhir. Bukan di persimpangan.
Yogyakarta, Maret 2014
Ratri
0 comments:
Posting Komentar