Minggu, 27 Juli 2014

REMEMBER ME, RAMADHAN!

Waktu aku mulai menulis, kalender menunjukkan tanggal 26 Juli 2014. Sedangkan waktu berada pada 9:41.

Sudah malam…
Betul.

Langit menggelap berganti cahaya lampu dengan sinar yang temaram. Dan esok… gema takbir ‘kan berkumandang memenuhi lapisan udara Yogyakarta.

Ramadhan begitu cepat berlalu. Sepertinya baru kemarin kudengar suara orang yang berteriak, “Sahur! Sahur! Sahur!”. Sorenya, kulihat bocah-bocah cilik berpakaian muslim berjalan menuju masjid. Malam hari, berbondong-bondonglah mereka menjemput tarawih. Kemudian, di tengah malam, kujumpai sepasang ibu yang tak lupa meninggalkan salat malam.

Sebulan begitu cepat.
Kupikir Lebaran masih dua-tiga pekan yang akan datang.
Ternyata…
Manusia menyemut mengerubungi toko-toko pakaian, alas kaki, alat ibadah, hingga makanan. Manusia mulai menjejali jalan raya antar daerah dengan motor atau mobil; memadati stasiun, bandara, terminal bus, pelabuhan; menyesaki gerbong kereta api, kabin bus, kabin kapal, kabin pesawat terbang. Berbondong-bondong mengunjungi tanah moyangnya yang permai demi menyambut Idulfitri yang suci.

Aku tak bisa berkata apa-apa. Dadaku sesak, terbit iri, dan membatin sengit bahwa tahun ini aku tak menjadi bagian dari mereka yang begitu bahagia merayakan kepulangan diri.

Remember me, Ramadhan! Tahun depan kau harus memilihku menjadi tamu di kampungku sendiri.

Aku ingin merasai makna atas ritual tahunan para sejuta umat meski harus berlawan sulitnya mengumpulkan uang, beli tiket, beli oleh-oleh, berdesak-desakan di stasiun atau bandara atau terminal bis atau pelabuhan demi satu tujuan: Mudik.

Selamat datang saudara sebangsa setanah air sekampung halaman. Selamat menghirup kembali udara kenangan. Selamat jumpa lagi dengan orang tua dan keluarga besar. Selamat berbagi kebahagiaan di hari kemenangan.
Selamat Idulfitri 1435 H
Minal aidin wal faidzin. Mohon maaf lahir batin.


Semoga ibadahmu berbuah rahmat ilahi dan Tuhan memberi umur panjang agar bertemu di Ramadhan yang akan datang. :)



4 komentar:

  1. semoga kelak kita bisa dipertemukan kembali dengan bulan suci ramadhan ya....
    keep happy blogging always..salam dari makassar ;-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amin. Semoga diberi umur panjang agar bisa bertemu Ramadhan yang akan datang. Bukan sekadar merayakan Ramadhan dan Lebaran, tetapi menjalankan esensi dari keduanya, yakni ibadah.

      Tulisan di atas sekaligus ungkapan kerinduan saya yang pengin banget merasakan mudik. Semoga tahun depan bisa mudik. :)

      Terima kasih telah mampir ke rumah maya saya yang sangat sederhana ini. Maklum, masih batita dan harus banyak belajar lagi.

      Salam dari Yogyakarta.

      Hapus
  2. Bersa masih kurang libur lebarannya mbaa huhuhu. Maap lahir bathin ya mbaaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaaa. Pengin ke rumah saudara biar tali silaturahim erat selamanya. Orang Jawa bilang, ben ora kepaten obor. Risiko hidup mencar, kesempatan saling berkunjung ya pas pada libur hehehehe.

      Gimana kalau kalendernya dimerahin semua? Hahahahah. Tenang, masih ada libur akhir tahun. Kalau kebanyakan libur ndak nggak produktif. Nggak bisa nabung buat liburan.

      Sama-sama, Mbak Rahmi.
      Selamat Idul Fitri, Minal aidin wal faidzin. Mohon maaf lahir batin.
      0-0 yaa :D

      Salam buat keluarga. Peluk buat duo kecil yg unyu. :)

      Hapus